Senin, 31 Maret 2014

Puasa Bulan Ramadhan


Secara umum, Puasa berarti menahan. Sedangkan maksud menurut istilah, Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat. Bulan puasa adalah bulan yang istimewa, ia disebut juga sebagai penghulunya seluruh bulan. Pada bulan Ramadhan ini Allah mewajibkan puasa bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman :
يٰآ َاَيُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوْاكُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَاكُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (١٨٣)
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

  
Puasa adalah ibadah yang istimewa karena puasa adalah ibadah hati.  Jika seseorang melakukan sholat, ia bisa saja berusaha mencari perhatian orang lain dengan memfasihkan bacaan dan memperlama gerakan sholatnya agar dipuji.  Jika seseorang sedang berzakat, ia bisa saja mencari perhatian dengan mengundang wartawan untuk meliput beritanya. Dan begitu pula jika seseorang naik haji, maka ia bisa saja mencari perhatian dengan mengundang banyak orang pada waktu pamitan dan bisa saja dengan mencatumkan titel hajinya di depan namanya. Tetapi berbeda dengan orang yang berpuasa, dengan apa ia akan menyombongkan puasanya ? Apakah dengan meludah berulang-ulang orang akan memuji puasanya ? Ataukah dengan bibir pecah-pecah orang akan memuji puasanya ? jawabannya adalah tidak, karena yang mengetahui kualitas puasa seseorang hanyalah Allah SWT. Seseorang yang berpuasa juga tidak bisa menyombongkan kualitas puasanya. Karena itulah puasa disebut ibadah yang sifatnya rahasia.
Dengan berpuasa lisan kita akan terjaga dari segala bentuk maksiat lisan, dilatih untuk lebih hemat, bersabar, berjuang serta dapat meningkatkan persaudaraan antar sesama muslim. Allah berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ج
 Bulan Ramadhan adalah bulan bulan diturunkannya Al Qur’an. Al Quran adalah petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS. Al Baqarah: 185)

Kita mengetahui bahwa Alqur’an adalah mukjizat nabi teragung, lebih agung daripada mukjizat yang lainnya. Tidaklah kitab suci yang begitu agung turun di bulan yang tidak agung. Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa karena dibulan tersebut ada malam Lailatul qadar yaitu malam yang paling mulia dari seribu bulan. Allah begitu adil dan bijaksana. Umat Nabi Muhammad SAW diberi usia lebih pendek daripada umat-umat sebelumnya. Keistimewaan yang tidak diberikan kapada umat-umat sebelumnya. Keistimewaan tersebut adalah malam yang sangat utama, bahkan lebih baik daripada seribu bualan. Adakah diantara kita yang mampu shalat malam seribu bulan ? Adakah diantar kita yang mampu membaca alqur’an selam seribu bulan ? Tentu tidak seorang pun yang mampu melaksanakan amalan-amalan di atas. Tetapi dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya Allah memberi kemudahan kepada umat Nabi Muhammad yang secara fisik lemah, usia juga tidak panjang, namun dengan diturunkan Lailatul qadar kita bisa menggunakan malm tersebut dengan sebaik-baiknya yaitu dengan beribadah di dalamnya. Allah menjadikan awal bulan Ramadhan sebagai Rahmah, pertengahannya sebagai maghfi rah, dan sepertiganya adalah sebagai pembebasan dari api neraka.
Alangkah meruginya kita apabila moment emas dibulan Ramadhan ini kita sia-siakan begitu saja. Tidak ada jaminan bahwa kita masih akan tetap hidup hingga sepuluh hari terakhir dibulan Ramadhan. Kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menyambut bulan Ramadhan, diantaranya adalah :
1.      Mengulangi kembali pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan puasa agar kita memasuki dan menjalani amaln puasa ini dengan pengetahuan dan yang dibaharui dengan pedoman-pedoman yang baik serta pengalaman-pengalaman yang baru dan sempurna. Pelajaran-pelajaran itu hendaklah yang berhubung dengan rukun, syarat sah, syarat membatalkan puasa, perkarra-perkara sunat, makruh, adab berpuasa, dan hikmah yang terkandung serta pelaksanaan ibadat yang terkandung serta pelaksanaan ibadah puasa yang merupakan ibadah yang istimewa ini.

2.      Membuat  persiapan dari segi rohani rasa hati dan ketenangan jiwa dalam menghadapi bulan puasa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat baginda.

3.      Membanyakkan do’a moga-moga Allah memberikan kesehatan, tenaga, kelapangan dan kesempatan mengerjakan puasa dan mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya suopaya kita dapat menunaikan puasa dengan hati yang jujur, tulus ikhlas dijauhi dari riyak,ujub dan dari segala rupa penyakit yang menghilangkan pahala puasa.

4.      Menguatkan semangat dan hemat untuk melaksanakan latihan yang akan kita jalani sepanjang bulan ini dengan sempurna agar kita memperoleh kesan yang dimaksudkan yaitu peningkatan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Bulan puasa itu merupakan bulan latihan berjihad menerangi hawa nafsu. Bulan puasa adalah bulan bercocok tanam untuk akhirat, bulan membersihkan dan mensucikan diri dari berbagai dosa dan noda serta menghiasi diri dengan budi yang tinggi dan pekerti yang luhur.
Maka oleh karena itu, hendaklah kita menyediakan diri kita dalam melaksanakan hak puasa dengan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang baik dengan sepenuh hati, jujur dan ikhlas semata-mata karena Allah.
Janganlah kita menyia-nyiakan bulan yang teramat mulia ini. Dibulan ini pintu do’a terbuka lebar. Mari kita meningkatkan amalan wajib dan memperbanyak amalan sunah. Semoga apa yang disampaikan ini bermanfaat bagi kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar