Secara umum, Puasa berarti menahan. Sedangkan maksud
menurut istilah, Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa,
sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat. Bulan puasa
adalah bulan yang istimewa, ia disebut juga sebagai penghulunya seluruh bulan.
Pada bulan Ramadhan ini Allah mewajibkan puasa bagi orang-orang yang beriman.
Allah berfirman :
يٰآ
َاَيُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوْاكُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَاكُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (١٨٣)
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al
Baqarah: 183)
Puasa adalah ibadah yang istimewa karena puasa adalah
ibadah hati. Jika seseorang melakukan
sholat, ia bisa saja berusaha mencari perhatian orang lain dengan memfasihkan
bacaan dan memperlama gerakan sholatnya agar dipuji. Jika seseorang sedang berzakat, ia bisa saja
mencari perhatian dengan mengundang wartawan untuk meliput beritanya. Dan
begitu pula jika seseorang naik haji, maka ia bisa saja mencari perhatian
dengan mengundang banyak orang pada waktu pamitan dan bisa saja dengan
mencatumkan titel hajinya di depan namanya. Tetapi berbeda dengan orang yang
berpuasa, dengan apa ia akan menyombongkan puasanya ? Apakah dengan meludah
berulang-ulang orang akan memuji puasanya ? Ataukah dengan bibir pecah-pecah
orang akan memuji puasanya ? jawabannya adalah tidak, karena yang mengetahui
kualitas puasa seseorang hanyalah Allah SWT. Seseorang yang berpuasa juga tidak
bisa menyombongkan kualitas puasanya. Karena itulah puasa disebut ibadah yang
sifatnya rahasia.
Dengan berpuasa lisan kita akan terjaga dari segala bentuk
maksiat lisan, dilatih untuk lebih hemat, bersabar, berjuang serta dapat
meningkatkan persaudaraan antar sesama muslim. Allah berfirman :
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ
مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ج
“Bulan Ramadhan adalah bulan bulan
diturunkannya Al Qur’an. Al Quran adalah petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)” (QS. Al Baqarah: 185)
Kita mengetahui bahwa Alqur’an adalah mukjizat nabi teragung, lebih agung daripada mukjizat yang lainnya. Tidaklah kitab suci yang begitu agung turun di bulan yang tidak agung. Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa karena dibulan tersebut ada malam Lailatul qadar yaitu malam yang paling mulia dari seribu bulan. Allah begitu adil dan bijaksana. Umat Nabi Muhammad SAW diberi usia lebih pendek daripada umat-umat sebelumnya. Keistimewaan yang tidak diberikan kapada umat-umat sebelumnya. Keistimewaan tersebut adalah malam yang sangat utama, bahkan lebih baik daripada seribu bualan. Adakah diantara kita yang mampu shalat malam seribu bulan ? Adakah diantar kita yang mampu membaca alqur’an selam seribu bulan ? Tentu tidak seorang pun yang mampu melaksanakan amalan-amalan di atas. Tetapi dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya Allah memberi kemudahan kepada umat Nabi Muhammad yang secara fisik lemah, usia juga tidak panjang, namun dengan diturunkan Lailatul qadar kita bisa menggunakan malm tersebut dengan sebaik-baiknya yaitu dengan beribadah di dalamnya. Allah menjadikan awal bulan Ramadhan sebagai Rahmah, pertengahannya sebagai maghfi rah, dan sepertiganya adalah sebagai pembebasan dari api neraka.
Alangkah meruginya kita apabila moment emas dibulan
Ramadhan ini kita sia-siakan begitu saja. Tidak ada jaminan bahwa kita masih
akan tetap hidup hingga sepuluh hari terakhir dibulan Ramadhan. Kita harus
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menyambut bulan Ramadhan,
diantaranya adalah :
1.
Mengulangi
kembali pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan puasa agar kita memasuki dan
menjalani amaln puasa ini dengan pengetahuan dan yang dibaharui dengan
pedoman-pedoman yang baik serta pengalaman-pengalaman yang baru dan sempurna.
Pelajaran-pelajaran itu hendaklah yang berhubung dengan rukun, syarat sah,
syarat membatalkan puasa, perkarra-perkara sunat, makruh, adab berpuasa, dan
hikmah yang terkandung serta pelaksanaan ibadat yang terkandung serta
pelaksanaan ibadah puasa yang merupakan ibadah yang istimewa ini.
2. Membuat persiapan
dari segi rohani rasa hati dan ketenangan jiwa dalam menghadapi bulan puasa
sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat baginda.
3. Membanyakkan do’a moga-moga Allah memberikan kesehatan,
tenaga, kelapangan dan kesempatan mengerjakan puasa dan mudah-mudahan Allah
memberikan taufik dan hidayah-Nya suopaya kita dapat menunaikan puasa dengan
hati yang jujur, tulus ikhlas dijauhi dari riyak,ujub dan dari segala rupa
penyakit yang menghilangkan pahala puasa.
4. Menguatkan semangat dan hemat untuk melaksanakan latihan
yang akan kita jalani sepanjang bulan ini dengan sempurna agar kita memperoleh
kesan yang dimaksudkan yaitu peningkatan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Bulan
puasa itu merupakan bulan latihan berjihad menerangi hawa nafsu. Bulan puasa
adalah bulan bercocok tanam untuk akhirat, bulan membersihkan dan mensucikan
diri dari berbagai dosa dan noda serta menghiasi diri dengan budi yang tinggi
dan pekerti yang luhur.
Maka
oleh karena itu, hendaklah kita menyediakan diri kita dalam melaksanakan hak
puasa dengan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang baik dengan
sepenuh hati, jujur dan ikhlas semata-mata karena Allah.
Janganlah
kita menyia-nyiakan bulan yang teramat mulia ini. Dibulan ini pintu do’a terbuka lebar. Mari kita
meningkatkan amalan wajib dan memperbanyak amalan sunah. Semoga apa yang
disampaikan ini bermanfaat bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar